Ternyata Mie Instan Nggak Bikin Cepet Mati

April 15, 2016

mie instan
Mie instan | Sumber: dok. pribadi


Bagi kami, kaum marjinal anak kosan pra sejahtera, mie instant adalah obat bagi ketidakadilan hidup yang kami rasakan. Salahkah ia memberi kami kesempatan untuk merasakan kenikmatan seperti yang mereka rasakan di meja makan restoran? Salahkah ia yang mengabulkan hasrat kami mencicip kari ayam, soto, dan rendang? Meski kesedapan mereka semu, setidaknya saya bisa melupakan sedikit kesulitan-kesulitan tadi siang, dan tidur dengan perut -yang setidaknya- tidak kosong. Itu pun kami sudah cukup bahagia, meski bayang-bayang penyakit seperti yang diceritakan orang seringkali datang dalam kilas benak kami.

Namun orang seringkali menghinakan makanan ini. Dibalik keramahannya terhadap kami yang berkantong tipis, mie instan selalu disalahkan sebelum terbukti bersalah. "Jangan kebanyakan makan mie bro... Nanti cepet mati lu!" cemoohan seperti itulah yang sering kami temui kala hendak bersantap ria bersama 'si kuning'. Masa bodo! Justru gua bakal lebih cepet mati kalau nggak makan.
Bagaimanapun, yang namanya rezeki harus disyukuri. Seberapapun pahitnya kenyataan bahwa hanya itu makanan yang ada saban malam, tidaklah kita berhak menolak apalagi menghina pemberian Yang Maha Kuasa. Bukankah Tuhan telah berjanji, jika kita mensyukuri nikmat-Nya sekecil apapun, maka nikmat pun akan ditambah? Tinggal bagaimana kita bersabar dan berbaik sangka kepada-Nya, bahwa setelah kesulitan akan datang kemudahan.

You Might Also Like

4 comments

Like us on Facebook