Liken (Lichen), Indikator Pencemaran Udara Perkotaan
Agustus 29, 2017
Liken (lichen) atau yang dikenal dengan sebutan lumut kerak adalah organisme simbiosis mutualistik antara fungi (mikobion) dan ganggang hijau (fotobion), atau antara fungi dan sianobakter, atau antara fungi dengan keduanya (Sudirman 2015). Lumut ini sering kita jumpai menempel di batang pohon atau di permukaan batu. Habitatnya tersebar hampir di seluruh biosfer, bahkan di tempat-tempat dengan kondisi ekstrim. Di daerah tundra di kutub utara misalnya, lumut kerak berperan sebagai makanan bagi rusa kutub.
Sebenarnya, meskipun disebut lumut kerak, ternyata liken (lichen) bukanlah tergolong lumut, melainkan jamur (fungi) dan alga yang hidup bersama atau disebut simbiosis. Simbiosis yang terjadi antara keduanya saling menguntungkan, dimana alga yang mampu berfotosintesis memberikan makanan yang diproduksinya kepada jamur, sedangkan jamur memberikan air dan mineral kepada alga. Jenis liken berdasarkan bentuk talusnya terbagi 3, yaitu krustos (seperti kerak), folios (seperti daun), dan frutikos (seperti tali atau benang).
Di daerah perkotaan, liken sering digunakan sebagai bioindikator pencemaran udara. Hal ini dikarenakan liken sensitif terhadap pencemaran dan akan mati bila berada di kondisi yang kurang ideal. Liken mampu menyerap logam berat yang terkandung pada udara tercemar, seperti As, Cd, Cu, Ni, Pb, dan Zn (Szczepaniak dan Biziuk 2003).
Berdasarkan pengamatan pada praktikum biologi lingkungan yang saya lakukan, lingkungan yang hijau dan asri ditumbuhi liken berwarna kehijauan dan lebih lembab. Sedangkan di lingkungan yang sering dilalui kendaraan, warna likennya cenderung putih dan lebih kering.
Untuk perbandingannya bisa dilihat pada gambar berikut:
Geser garis di tengah:
Untuk perbandingannya bisa dilihat pada gambar berikut:
Liken di lingkungan minim polusi lebih lembab |
Liken di lingkungan berpolusi lebih kering |
Karakteristik liken ini dapat menggambarkan kondisi udara di lokasi tersebut. Terlebih jika terjadi kematian liken yang sensitif, itu menjadi peringatan dini akan terjadinya pencemaran udara. Jadi, yuk jaga kebersihan udara kota kita dengan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi! :)
Referensi:
Sudirman LI. 2015. Peran makhluk tersembunyi dan terabaikan bagi kesehatan dan lingkungan. [prosiding seminar]. UIN Alauddin.
Szczepaniak K, Biziuk M. 2003. Aspects of the biomonitoring studies using mosses and lichens as indicators of metal pollution. Jurnal Environmental Research. 93(3): 221-230.
0 comments