Cara Hidup Ramah Lingkungan di Rumah

Juli 01, 2017

Cara Hidup Ramah Lingkungan di Rumah
Menanam pohon sebagai wujud hidup ramah lingkungan | sumber: dok. pribadi


Rumah itu awal dari segalanya. Rumah merupakan tempat dimana pribadi seseorang dibentuk sebelum membawa kepribadian tersebut ke masyarakat. Untuk dapat menumbuhkan kecintaan terhadap lingkungan, pola hidup ramah lingkungan harus diterapkan pertama kali di rumah kita sendiri. Cinta lingkungan di rumah dapat menjadi fondasi bagi kecintaan terhadap lingkungan luar rumah. Dengan membangun rumah ramah lingkungan, kita juga membantu permasalahan global warming yang hingga kini belum terselesaikan. Selain itu, kita juga bisa menjadi pelopor bagi masyarakat agar orang-orang di sekitar kita juga meniru perilaku ramah lingkungan.

Rumah ramah lingkungan tidak perlu mengorbankan kenyamanan dan estetika, sehingga hunian kita menjadi seperti hutan, atau dipenuhi hewan dan semak belukar. Rumah ramah lingkungan hanya perlu bersahabat dengan alam, dan penghuninya turut bersahabat dengan alam. Keluarga yang menerapkan perilaku cinta lingkungan akan mendidik anak-anak untuk mencintai alam sehingga tercipta generasi masa depan yang peduli akan keselamatan bumi.

Untuk mewujudkan rumah dan keluarga cinta lingkungan, cukup melakukan hal-hal sederhana, misalnya:

1. Hijaukan rumah. Ada lahan kosong sebaiknya ditanami pepohonan dan dijadikan kebun atau taman daripada ditutup semen. Lahan tersebut akan menjaga rumah terhindar dari banjir karena juga berfungsi sebagai area resapan air. Kelebihan lainnya yaitu:
  • Memberi kesejukan bagi lingkungan sekitar rumah karena pohon menghasilkan oksigen.
  • Lingkungan akan menjadi rindang dan teduh sehingga menambah kenyamanan.
  • Tanaman-tanaman hias akan menambah estetika rumah.
  • Pohon-pohon dapat menghasilkan buah yang bisa dinikmati keluarga.
Apabila rumah tidak memiliki lahan yang memungkinkan untuk ditanami, bisa menggunakan pot. Lebih baik lagi menggunakan kaleng dan botol-botol bekas sebagai pot. Bisa sekalian mengurangi sampah.

2. Mengolah sampah. Sampah rumah tangga menyebabkan pencemaran tanah dan sungai. Daripada sampah menumpuk, sebaiknya diolah. Sampah organik dapat dijadikan kompos, dan sampah anorganik bisa didaur ulang.

3. Hemat energi. Rumah dipenuhi alat-alat elektronik yang menyedot listrik. Padahal, konsumsi listrik menyumbang kenaikan emisi sebesar 19%. Penyedot energi terbesar di rumah adalah AC (38%), diikuti dengan komputer (10%), penanak nasi (10%), mesin cuci (9%), setrika (9%), mesin air (6%), lampu (5%), pemanas air (4%), kipas (3%), lemari es dan TV (2%), serta radio/tape (1%). Alangkah baiknya jika penggunaan perangkat-perangkat tersebut dilakukan secara hemat dan efisien agar penggunaan energi dapat diminimalisir. Misalnya:
  • Buka jendela di siang hari agar sinar matahari dapat masuk ke rumah sehingga tidak perlu menyalakan lampu.
  • Saat tidur, sebaiknya gunakan lampu berwatt kecil atau remang-remang.
  • Matikan peralatan listrik saat tidak digunakan, seperti dengan mencabut charger HP setelah digunakan.
  • Gunakan air secukupnya, jangan boros.

4. Kurangi Sampah. Keluarga sebagai konsumen merupakan penghasil sampah yang sangat besar. Sampah rumah tangga pun menjadi biang keladi semakin menggunungnya TPS dan TPA. Oleh karena itu akan sangat baik jika penanggulangan sampah dilakukan sejak dari proses konsumsi. Pemakaian produk sesuai kebutuhan, meminimalisir penggunaan kantong plastik, serta membawa botol minum dan kotak bekal sendiri merupakan langkah sederhana yang dapat dilakukan.

Semua tips di atas memang sangat simpel dan mudah dilakukan, tapi jangan remehkan hal-hal sederhana tersebut. Aksi kecil kalau dilakukan bersama-sama oleh jutaan bahkan miliaran orang pasti dampaknya akan sangat besar bagi lingkungan.

Yuk mulai hijaukan rumahmu dari sekarang!

You Might Also Like

0 comments

Like us on Facebook