Rex Pemberton: Awali dengan Mimpi, Daki Hingga Puncak Tertinggi

Juli 10, 2017

Rex Pemberton on stage
Inspirasi seringkali datang dari seseorang yang kita kagumi. Menemukan kekaguman pada seseorang pun bukan hal mudah. Ada banyak sisi yang dapat memicu rasa kagum terhadap seseorang, misalnya dari pandangannya, pemikirannya, tingkah lakunya, kata-katanya, atau pengalamannya. Kemudian berawal dari kekaguman, akan timbul inspirasi yang memberi pencerahan kepada kita untuk mengambil pesan-pesan serta teladan darinya.

Salah satu inspirator paling berkesan dalam hidupku adalah Rex Pemberton. Mungkin bagi banyak orang nama ini asing di telinga. Tetapi bukan hanya orang tenar yang mampu menginspirasi, iya kan?

Pada 2011 lalu aku dianugerahi kesempatan emas untuk mengikuti workshop yang dipandu olehnya di suatu event internasional. Bertempat di sebuah gedung milik Oracle Corporation, San Francisco, Amerika Serikat, aku berpartisipasi bersama lima orang teman satu SMA-ku serta partisipan-partisipan lainnya dari berbagai negara dan latar belakang. Kami dibuat tercengang oleh kisahnya yang luar biasa.

Awalnya aku berpikir sama seperti kalian saat mendengar nama Rex Pemberton pertama kali. Siapa dia? Apa hebatnya? Pertanyaan bernada sinis dan terkesan meremehkan timbul di benakku kala mendengar namanya disebut oleh MC. Tetapi ketika ia muncul ke panggung, ia langsung turun menyapa seluruh hadirin dengan senyum hangat. Ia berdiri tegak dengan kedua kakinya yang panjang, mengawali pembicaraan dengan candaan ringan. Ia tampak amat percaya diri memandu event akbar yang dihadiri kontingen 10 negara meski usianya masih tergolong muda. Ia juga tidak segan merangkul kami, menghampiri kami dari meja ke meja, supaya setiap kelompok mendapat kesempatan yang sama untuk memetik inspirasi darinya.

Dialah Rex Pemberton, seorang pecandu tantangan yang diberi gelar penakluk puncak gunung Everest termuda dari Australia. Pada usianya yang ke-16, ia berhasil mencapai puncak Alpen. Kemudian ia menabung sampai ratusan ribu dollar untuk mendaki puncak Everest dan Seven Summit (7 puncak gunung tertinggi di dunia) pada usia 21 tahun. Beda jauh dengan aku di usia 16 tahun yang main ke kampung sebelah pun dicariin emak.

Sambil memutar film dokumenter buatannya, ia bercerita panjang tentang petualangannya mengarungi tingginya tebing, terjalnya jurang, dan ganasnya badai salju untuk mencapai titik tertinggi di bumi. Melalui film dokumenternya, perjalanan menantang maut ini kami saksikan dengan mata kami sendiri. Debaran jantung tiada henti kami rasakan tiap kali diceritakannya suasana mencekam. Hembusan nafas pun seringkali tertahan kala rintangan di depan meminta nyawa untuk dipertaruhkan.

Dari caranya bicara, tampak kharisma seorang pemimpin ia miliki. Bahasa Inggris dengan aksen Australian English ia lantunkan dengan jelas mantap. Meski jet lag menyerang beberapa kawanku dan peserta lainnya, aku tetap duduk tegap menyimak setiap kata-kata yang diucapkannya.

Dari kisahnya aku dapatkan ribuan makna dan pelajaran. Yang pertama yaitu keberanian. Keberanian adalah modal utama menapaki setiap tanjakan dengan salju setebal beberapa inci. Juga ketika meniti jembatan yang hanya selebar telapak kaki dengan jurang dalam di bawahnya, disitulah nyali diuji untuk dapat menyeberangi tebing bernama “lembah kematian”. Begitupun dalam menghadapi permasalahan di kehidupan sehari-hari. Kita harus berani menghadapinya dan melaluinya dengan tenang. Jangan gegabah, atau kita akan jatuh terperosok ke dalam jurang penyesalan.

Motivasi tinggi diiringi kerja keras menjadi perpaduan yang ampuh membuka jalan kita menuju impian. Selain itu, perjuangan Mr. Rex Pemberton mencapai puncak tidak dilakukannya sendirian. Ia dan teman-temannya menjelma sebagai sebuah tim yang kompak dengan solidaritas yang tinggi. Meskipun tersimpan potensi luar biasa dalam dirinya, ia tetap beranggapan bahwa ia tidak mungkin dapat melakukan segala sesuatu sendiri. Berjuang dalam satu tim akan menciptakan kekuatan yang lebih besar ketimbang sendirian. Solidaritas kepada sesama anggotanya dibuktikan ketika seorang temannya yang mengalami hipotermia (gangguan tubuh akibat suhu yang terlalu dingin) dan tidak mampu melanjutkan perjalanan dipeluk berama-ramai agar mendapat kehangatan. Kemudian karena ia tidak mungkin melanjutkan perjalanan, ia pun dibawa kembali ke base camp.

Apa yang aku dapat dari workshop tersebut bukan sekedar kisah seru, dan film menegangkan, melainkan inspirasi yang saat itu membuatku bermimpi suatu saat akan menaklukkan puncak-puncak gunung. Inspirasi untuk berani mengambil langkah beserta risiko yang ada, bertahan di tengah gempuran masalah dan rintangan tanpa menciutkan nyali, juga berani menggantungkan mimpi dan berjuang meraihnya walaupun mimpi itu tergantung di ketinggian 8.848 meter di puncak tertinggi planet ini.

Enam tahun berlalu, kini abang Rex telah menjelma menjadi sosok motivator dan petualang hebat. Filmnya yang berjudul 'Skydancers' menyabet berbagai penghargaan. Sebagai ahli olahraga ekstrim, ia banyak menorehkan berbagai prestasi, terutama di bidang skydiving dan wingsuit flying.

Lakukan hal-hal besar sejak muda, biar nanti kita mampu melakukan hal-hal yang jauh lebih besar lagi di masa depan.



Ditulis pada: Mei 2015 (revisi)
Dari https://www.kartunet.com/rex-pemberton-awali-dengan-mimpi-lalu-daki-hingga-puncak-tertinggi-8920/

Abang Rex & bocah ingusan

You Might Also Like

0 comments

Like us on Facebook