Puisi: Patung Rapuh di Ranah Korup

Agustus 22, 2014

Puisi kali ini tentang korupsi. Semoga bermanfaat ^_^

Puisi: Patung Rapuh di Ranah Korup
ilustrasi oleh: Mulanovich

Patung Rapuh di Ranah Korup

Karya M Labib Naufaldi


Disinilah aku berdiri, mematung
Menancapkan kaki di bumi pertiwi
Teguh tegak melawan angin
Angin dan badai yang menghapus warna, menghapus cerita
Memudarkan kisah juang kala perang, saat aku mati

Dan kini warna itu pucat
Berganti coreng-mreng dari carut-marut zaman

Aku ini hanyalah patung rapuh
Yang ditopang oleh raga tak utuh
Lubang-lubang dalam tubuh
Menjadi bukti tersembunyi
Akan persunatan dana pembangunan bangsa

Mata ini dibuta
Agar tak terawasi
Tingkah polah haram kaum pemerintah

Juga mulut ini dibisu
Hanya jadi wadah bagi lidah kaku mambatu
Hingga tiada lagi mencuat melodi-melodi pembakar patriotisme
Hanyalah telinga ini
Menjadi penerima pesan akan kabar ibu pertiwi
Lewat hembusan angin yang terbangkan
Jerit rakyat kian nestapa
Tangis bocah-bocah kelaparan
Senandung nyanyian di lampu merah
Dan sayup-sayup suara gerak-gerik tikus-tikus buncit

Andai aku bisa kembali
Jadi wujud hayati
Seperti di era empat lima
Akan kupimpim gerilyawan-gerilyawan politik
Mengusir rang-orang munafik di kursi-kursi agung

Namun aku hanyalah batu diacuh
Tiada daya buat upaya
Selain mengepal tinju menggenggam dendam
Menanti air mata yang tak kunjung menitik
Kuingin mereka tahu, kami menangis

Aku ingin disini, tetap berdiri
Hidup kekal, setia di sisi ibu pertiwi
Kecuali nanti nusa ‘kan runtuh
Aku ‘kan jatuh, rubuh
Jadi yang pertama cium bumi nusantara
Menjadi debu, terkubur dalam tanah tercinta

(Jakarta, April 2012)

You Might Also Like

0 comments

Like us on Facebook