Puisi: Dilema Membuat Puisi
Agustus 20, 2014
Udah lama nggak posting lagi, sampai langganan blog ini pada kabur. Daripada bingung mau nulis apa, mending gw posting yang ringan-ringan aja deh, yaitu puisi karya Muhammad Labib Naufaldi.
Sastrawan "wanna be" ini memang belum memiliki nama besar seperti pujangga-pujangga tersohor semisal Taufik Ismail, Rendra, Chairil Anwar, dll tapi karya-karyanya tidak terlalu bagus juga karena masih belajar. Walaupun begitu puisinya 100% orisinil karya sendiri. (Jelek-jelek karya sendiri bro)
Kalau kalian ingin menggunakan puisi ini untuk dibacakan di depan kelas, boleh kok. Tapi nama pengarangnya jangan dirubah ya. ^^
Nah silahkan simak puisi pertama:
Dilema Membuat Puisi
Karya: M. Labib Naufaldi
Aku butuh ketenangan
Untuk menulis
...
Terimakasih
Mungkin kalian tak acuh
Akan apa yang kutulis
Tapi ingin kutunjukkan pada dunia
Bahwa aku bisa!
Aku ingin menulis
Barang satu dua bait
Namun tangan ini kaku
Dasar bodoh!
Sejauh ini baru dua kalimat
...
Tapi aku tak boleh patah semangat
Aku yakin!
Puisiku akan seindah ”Surat Dari Ibu”
Puisiku akan sehebat ”Aku”
Puisiku akan segarang ”Doa Orang Lapar”
Dan setajam ”Pisau”
Dengan landasan semangat bak ”Diponegoro”
Ku yakin dua bait kan terbentuk
Kucoba tenang sejenak
Kupandang bumi indah nan damai
Kubayangkan carut marut negeri ini
Dan korban-korbannya yang nestapa
Kudengar merdunya nyanyian burung
Melawan bisingnya suara motor
Dan kuingat orang-orang dekatku
Mencairlah emosi yang masif
Kutuang menjadi butir-butir huruf
Dalam rangkaian bait-bait puisi
Tanpa sadar aku telah menggores
Selembar puisi
Inilah delapan bait puisi
Untuk engkau yang berdilema menciptanya
(Juli, 2012)
3 comments
Kasih (h) buat Mas Labib Naufaldi.
BalasHapusIjin copas ya, buat adek belajar d rmh.
wokwokwokwokkkk
BalasHapus"hafseen" kayak kenal nih wkwkokwokwow :ng
Hapus